Kamis, 06 Januari 2011

Kesimpulan yang Rancu


kerumunan malam datang saat semua lelah menyerukan semua nafasnya
tinggalkan hari dimana semua kecerobohan manusia tampak
bidang datar terlihat cembung dan gravitasi pun menjadi nol
tak ada kejelasan dibumi, ada kenyataan dalam mimpi, dan ada mimpi dalam kenyataan
satu jam 60 menit, satu hari 24 jam, banyak canda tawa yg seharusnya tangis, banyak tangis yg seharusnya adalah senyum
terfikir dalam logika tingkah laku seekor pinguin yg memiliki sayap namun tak dapat terbang
mengapa Tuhan memberikan sayap kepadanya?
apa suatu saat ia dapat terbang?
semua mungkin karena logika hanya fikiran manusia yg memiliki keterbatasan, terbatas akan segala hal
kesombongan sebagai manusia hanya sia-sia seperti makan angin disaat lapar,
terbujur kaku ketika ditinggal nafas dunia, menjadikan semua kesombongan sirna dimakan cacing yg terbentang dari kaki hingga kepala 
hanya nisan yg akan menandakan bahwa kita telah bernafas disini dibumi yg kita dibanggakan
berjalanlah sesuai kehendakmu, namun tetaplah pandang kematianmu

Rabu, 05 Januari 2011

Semangat Baru


kau tahu semua ini karena mimpiku malam kemarin
mimpi itu membangkitkan cintaku lagi,
cinta yg telah lama aku simpan sejak tahu dirimu
sempat meredup karena ketidakmampuanku tuk jelajahi hatimu
meredup karena aku sulit membuka senyummu karena aku

aku sadar akan semua kekuranganku
manusia biasa yg masih mengandalkan suapan nasi dari orang tua
namun ku tak mungkin hilangkan rasa ini
terlampau dalam memasuki seluruh darahku
meski semua terlihat berlebihan, namun begitulah cintaku

aku tak tahu apa yg kulihat darimu hinggaku memiliki rasa ini
aku hanya merasakan bahwa kau nantinya akan jadi yg terbaik buat aku dan keluargaku
aku percaya itu dan kuyakin kau pun akan begitu nantinya jika bersamaku
mungkin terlalu egois jika hanya aku yg berharap begitu tapi aku tidak berusaha untuk menjadi yg terbaik buatmu dan keluargamu
aku akan berusaha ketika kau telah bersamaku

ini aku yg sekarang, mungkin akan banyak perubahan sikap
sikap yg tak pernah berani ku perlihatkan kepadamu
aku ingin kau tahu betapa aku sangat menginginkan dirimu
bukan keagresifan atau sikap yg dibuat-buat
namun sikap diriku yg sesungguhnya diriku

rasakanlah dan mengertilah rasa ini